Jenis Penipuan Scam yang Sering Terjadi di Indonesia
Jenis Penipuan Scam yang Sering Terjadi di Indonesia
Berharap agar semua orang jujur dan apa adanya saat mengusahakan kehidupannya alias mencari uang adalah sesuatu hal yang salah; bukan sekedar naïf dan polos. Di dunia yang begitu kompleks ini, harus diakui ada orang yang menjalani mata pencahariannya dengan cara menipu sesama manusia. Orang semacam ini dingin dan tidak berperasaan, dalam artian tidak mau melihat latar belakang calon korban sebelum penipuan berlangsung. Apa yang dikehendakinya harus tercapai, tidak peduli sang korban adalah seorang ibu tua yang tengah kebingungan di terminal, seorang pemuda lugu dari desa yang baru saja datang ke sebuah kota untuk menuntut ilmu, atau seorang turis dari negeri seberang yang tengah mencari ketenangan dengan cara mengunjungi berbagai tempat wisata. Bagi seorang tukang tipu, mangsa adalah mangsa. Tidak ada norma yang berlaku, yang ada hanyalah keuntungan baginya.
Berbicara soal scam atau penipuan di Indonesia adalah hal yang unik. Negara ini mendapat reputasi sebagai yang ramah terhadap pendatang (baca: turis atau orang asing), murah senyum dan ringan tangan. Namun, itu hanyalah ungkapan belaka. Kita tidak tahu kejujuran dan ketulusan sebuah masyarakat jika berinteraksi hanya sesaat. Agar lebih mengerti bagaimana karakteristik orang Indonesia pada umumnya, bagaimana mereka memandang orang asing, maka Anda harus berdiam diri di suatu tepat dalam jangka waktu yang cukup lama untuk bisa memahami karakteristik, watak dan kultur mereka pada umumnya.
Hanya dengan begitu, maka Anda bisa mengerti daerah yang dipenuhi orang jujur dan baik hati, dan mana daerah yang sebaiknya tidak Anda datangi meski dipromosikan sebagai salah satu tempat terindah di dunia sekalipun. Indah tidaknya sebuah tempat sepenuhnya tergantung kebutuhan mental Anda saat itu, serta merupakan produk berbagai faktor; tidak satu atau dua variabel saja.
Berikut adalah contoh praktik penipuan yang kerap ditemui di Indonesia dan dapat menimpa siapapun, tanpa mengenal ampun.
1. Supir taksi memainkan gas agar tarif tagihan jatuhnya lebih mahal
Praktik menyebalkan semacam ini bisa ditemukan di manapun; tak hanya di ibukota, tapi juga di kota kecil yang kaya akan destinasi wisata menarik namun minim kendaraan umum. Kecuali Anda sangat jarang menggunakan taksi dan tidak mengerti rule of thumb tagihan taksi seharusnya untuk jarak tertentu, maka akan sulit bagi Anda untuk mengenali kelicikan sopir taksi yang ramah dan murah senyum di hadapan Anda. Perhitungan argo taksi didasarkan pada perputaran mesin. Untuk mengetahui kejujuran sopir taksi yang Anda tumpangi, pastikan pasang telinga baik-baik. Jika yang bersangkutan terlampau sering memainkan gas saat berkendara, tidak peduli itu dalam kondisi kencang atau tengah macet, dan itu dibarengi oleh argo yang melonjak drastis, maka Anda sedang ditipu sopir meski itu berasal dari armada taksi terpercaya sekalipun.
2. Calo, dimana pun dan apapun yang ditawarkannya
Anda bisa menemukan calo di manapun di Indonesia. Tidak hanya di pasar tradisional atau terminal bus, tapi juga di tempat wisata atau kafe kecil di sebuah kota. Yang ditawarkan pun beraneka ragam, mulai dari tiket bus, makanan hingga sertifikat tanah. Jangan pernah percaya jasa yang ditawarkan calo. Yang biasa menjadi korban calo adalah mereka yang cenderung ingin cepat dan praktis. Dan, satu-satunya kiat untuk melawan calo adalah tidak usah merespon tawaran mereka dan perhatikan situasi baik-baik agar Anda bisa mengerti jawaban atas kebingungan Anda di tempat baru tanpa perlu bertanya ke siapapun.
3. Tak mengerti bahasa lokal, bersiaplah membayar mahal
Penipuan semacam ini sering ditemui di berbagai tempat di Indonesia. Salah satu karakteristik orang Indonesia adalah memandang orang yang bepergian sebagai orang yang punya uang lebih. Ini membuat mereka tak segan menarik biaya dan ongkos lebih mahal ketimbang seharusnya. Ini berlaku untuk semua hal, mulai dari makanan, angkot, hingga cinderamata di tempat wisata. Agar tidak mudah dikecoh, amati sekitar, terutama saat orang membayar. Sebisa mungkin pelajari bahasa lokal, karena orang yang mengerti bahasa setempat sangat kecil kemungkinan diakali.
4. Tempat makan tanpa price list
Ciri khas Indonesia adalah banyak penjual makanan dan minuman dalam rupa pedagang kaki lima. Sayangnya, hanya 1 dari 10 penjual makanan kaki lima di Indonesia yang melengkapi dirinya dengan price list makanan. Sudah banyak korban dari kebiasaan buruk yang satu ini. Jadi, sebelum Anda memesan makanan di suatu tempat, akan sangat baik bagi Anda untuk menanyakan terlebih dahulu berapa harga makanan yang Anda inginkan. Tak perlu malu atau sungkan. Praktik semacam ini adalah hal yang sangat normal, kok. Jika tidak, Anda bisa dikejutkan dengan harga makanan yang melambung tinggi mengalahkan restoran dengan brand luar negeri sekali pun.
5. SMS atau telpon menawarkan hadiah
Yang satu ini banyak dialami oleh orang yang benar-benar apes. Bak terhipnotis, orang yang menjadi korban akan dengan mudah dibujuk untuk pergi ke ATM guna melakukan pengiriman uang meski yang bersangkutan mendapat SMS bahwa ia mendapat hadiah. Tidak ada tips untuk yang satu ini selain bersikap tenang dan tidak langsung senang ketika mendapat kontak yang kontennya too good to be true.
Komentar
Posting Komentar